Kamis, 09 Juni 2011

PENILAIAN DALAM PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA PADA ANAK


PENILAIAN DALAM PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA PADA ANAK
Penilaian Dalam Pengembangan Moral Dan Nilai-nilai Agama Pada Anak
Penilaian dapat diartikan sebagai suatu langkah pengmbilan keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik-buruk. Oleh karena itu penilaian besifat kualitatif. Penilaian terhadap sesuatu biasanya didahului oleh kegiatan pengukuran. Penilaian atau evaluasi dapat juga diartikan sebagai suatu proses untuk menentukan nilai tentang sesuatu (Wayan Nurkancana : 1998). Pada program PAUD/Taman Kanak-kanak tampaknya pengertian evaluasi dan penilaian mempunyai arti yang sama. Oleh karena itu, selanjutnya pada tulisan ini istilah evaluasi juga disebut dengan istilah penilaian.
Sedangkan kurikulum 1994 memberikan definisi penilaian sebagai berikut : suatau usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar. Penilaian bertujuan untuk mengetahui ketercapaian kemampuan yang telah ditetapkan dalam Garis-garis Besar Program Kegiatan Belajar (GBPKB) di TK atau PAUD.
Sebagai bagian integral dalam proses pembelajaran, pelaksanaan penilaian harus dapat mengungkapkan dan mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak didik, baik potensi kognitif, afektif maupun psikomotorik karena ketiga potensi tersebut satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu pelaksanaan proses pembelajaran menuntut perhatian dan penanganan yang sungguh-sungguh dalam upaya peningkatan kualitas anak didik.
Penilaian mencakup proses dan hasil kegiatan anak didik yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku serta keterampilan yang direncanakan dalam kegiatan belajar. Kenyataan menunjukkan bahwa cakupan hasil belajar yang berkenaan ranah pengetahuan (kognitif), sikap dan perilaku (afektif), serta keterampilan (psikomotor) merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, dan saling berkaitan satu dengan yang lain untuk mengahasilkan kreativitas pada diri anak didik. Berdasarkan undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 58 ayat (1) dinyatakan bahwa penilaian hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.”
Berkaitan dengan tujuan pengembangan nilai-nilai moral dan agama bagi anak di usia dini/Taman Kanak-kanak, tentu seorang pendidik harus mampu memahami bahwa anak usia dini/Taman Kanak-kanak sangat berbeda dalam segala hal dengan manusia dewasa pada umumnya. Perbedaan itu selayaknya disikapi dengan rasional pada saat guru akan melakukan penilaian dalam berbagai hal, termasuk di dalamnya menilai kondisi anak yang sesungguhnya.
Anak usia usia dini/Taman Kanak-kanak sesungguhnya sangat polos dalam berbicara, tidak mudah untuk dibuat rekayasa oleh orang dewasa, memiliki kejujuran yang tinggi, dan keterbatasan dalam mengungkapkan gagasannya. Hal ini mengakibatkan mereka berbicara apa adanya. Perilaku mereka pun belum stabil, mereka mudah tertantang pada kondisi lingkungan, kepribadian dan banyak faktor lain yang turut mempengaruhinya. Dalam pembahasan ini diuraikan tentang alat dan contoh-contoh penggunaan penilaian, khususnya dalam pengembangan nilai moral anak usia dini/Taman Kanak-kanak.
Mengingat bahasan ini hanya pada masalah penilaian untuk pengembangan nilai-nilai moral dan agama anak usia dini/Taman Kanak-kanak, maka dalam menentukan alat penilaian pun tulisan ini hanya mengaitkan hal itu dengan alat yang memungkinkan guru dapat memantau, memonitor, dan merekam kondisi objektif dari perilaku anak sehari-hari selama di sekolah. Alat pendukung untuk tujuan tersebut yang mendekati prinsip kesesuaian adalah penilaian kinerja, pengamatan, dan percakapan. Di samping itu, pencatatan anekdot (anecdotal record) juga diperlukan untuk mengamati perkembangan anak dalam kaitannya dengan pengembangan nilai-nilai moral dan agama.

2 komentar:

  1. bagus, hanya saja warna font dan background terlalu kontras sehingga kurang nyaman di baca

    BalasHapus
  2. Terlalu gelap.saya sudah rabun jadi susah sekali membacanya

    BalasHapus